Siomayselebriti cabang cipete raya

 

Guys, bagi lho semua yang doyan bangd sama nongkrong yang tinggal di cipete dan sekitarnya jangan khawatir kini siomay selebriti buka cabang yang ketiga . kali ini siomay selebriti  mengeluarkan produk baru, salah satunya ada es teler. kalian mesti coba segernya es teler selebriti apa lagi, sekarang udah mendekati datang nya bulan suci ramadhan.Dan tempatnya enak bngd . pinggir jalan tempat parkir luas dan suasananya tenang jauh dari keramaian. Pas bngd menu buat buka puasa pokoknya es teler selebriti bakal bikin lho populer dan pasti pulang teler.

Opportunities and fears as Asean prepares for single market

Doing Business in Indonesia ?

Here’s some pointers to get you started.

• About Indonesia
• Political and Economic Environment
• 2014 Indonesia and U.S. Public Holidays
• Useful Tips

Market Overview

• Indonesia is Southeast Asia’s largest economy and has delivered consistently high annual growth exceeding 6% in both 2007 and 2008. Growth of between 2% and 4.5% is expected in 2009.
• The consumer market continues to grow in the world’s fourth-largest country. There are more than 237 million citizens, 50% of whom are under the age of 30.
• GDP per person exceeds its ASEAN neighbors such the Philippines and Indonesia has a GDP per person three times that of Vietnam. Indonesia is a thriving democracy with significant regional autonomy. It is located on the world’s major trade routes and has extensive natural resources.
• It is a top-ten market for U.S. agricultural products and within the top 30 overall markets for U.S. exports. Indonesia has ratified the Cape Town Treaty, which gives U.S. aircraft exporters access to financing through international protection and registration of financial interests.

Market Challenges

• The business environment in Indonesia is challenging. U.S firms often find it difficult and time consuming to enter the market.
• Although improving, rule-of-law issues persist. Dispute settlement mechanisms are not highly developed. Local and foreign businesses cite corruption and ineffective courts as serious problems. Business and regulatory disputes, which would be generally considered administrative or civil matters in the United States, may be treated as criminal cases in Indonesia.
• Competition from companies from Singapore, China, Japan, Malaysia and other regional players is intense.
• Deregulation has been successful in reducing some barriers by creating more transparent trade and investment regimes, but the bureaucracy can be cumbersome.
• The Rupiah has depreciated by approximately 20% against the U.S. dollar since January 2008, making U.S. exports relatively more expensive.
• The public trade statistics may significantly understate market opportunities and trends due to the large numbers of shipments that are recorded as U.S. exports to Singapore but which ultimately enter Indonesia via Singapore.

Market Opportunities

• Important opportunities exist in mining and agribusiness equipment and services.
• The aircraft market favors U.S. products. Aircraft, replacement parts and service are valuable and significant markets.
• Telecommunications technology and satellites remain excellent areas for American products and services.
• The expansion of banking to previously underserved customers offers software and systems opportunities.
• Education and professional training, research, medical equipment and high-quality American agricultural commodities all retain their market edge even with premium prices.
• Emerging opportunities include palm oil biofuel processing and refining.
• U.S. franchises continue to attract Indonesian demand.
• Growing markets include: renovation and construction of regional and municipal infrastructure and water systems, military upgrading, safety and security systems and protection of sea-borne traffic.

Market Entry Strategy

• Although it may be possible in some cases to sell directly to the Government or state-owned companies, local services of agents, local offices or distributors are often critical to successful project development and to assure timely delivery, installation and follow up service needs. Most government procurement decisions favor proven providers or assurance of service based on long-established relationships.
• Small- and medium-sized U.S. firms entering the Indonesian market increase their likelihood of success with strong local agents or distributors. The U.S. Commercial Service Jakarta helps U.S. companies identify and qualify potential Indonesian representatives.
• U.S. companies must visit the Indonesian market in order to properly choose an appropriate agent or distributor. Appointment of a representative requires care, since it is difficult to get out of a bad relationship. Qualified representatives will not take U.S. principals seriously unless they make a commitment to visiting the market on a regular basis. Patience and presence are key success factors.
• Key factors affecting purchasing decisions in Indonesia are pricing, financing, technical skills, and after-sales service. Firms should be prepared to invest capital and manpower into making their local representative a first-class service provider.
• Indonesian non-financial firms obtain nearly 50% of their financing from abroad via loans, bonds, and other credit thus Indonesian exports often depend on trade financing.

Indonesia must seize AEC opportunity to expand its market

Indonesia must exploit the integration of ASEAN member states during the implementation of the ASEAN Economic Community (AEC-2015) so as to expand its market, an official observed.

"The launch of the ASEAN Economic Community 2015 is getting closer. Indonesia should grab this opportunity to expand its market for improving the welfare of the people," Foreign Affairs Ministry's Director General for ASEAN Cooperation I Gusti Agung Wesaka Puja said here on Tuesday.

He made the remark during a media briefing on "Indonesia's Preparation to Face the ASEAN Economic Community 2015" at the Nusantara Building on Pejambon street.

Puja noted there was no need for any apprehension about the implementation of the AEC 2015 as it will provide a wide range of opportunities that Indonesia can exploit to expand its market in the ASEAN region.

"Indonesia has a market potential of 250 million people, while the ASEAN market has 625 million people. Thus, Indonesia's chances for entering other wider markets are great," Puja remarked.

In the meantime, Coordinating Ministry for Economic Affairs' regional and subregional spokesman Rizal Edwin explained that Indonesia has so far fulfilled several important aspects for implementing the AEC.

"In fact, Indonesia's national-level AEC blueprint had reached 85.5 percent as of August 2014, while the average 'score card' of the ASEAN in the achievement of the AEC was at 82.1 percent,"

He pointed out that Indonesia has ratified 115 of the 138 ASEAN economic agreements in trades, services, and investments.

pocari sweat sumbernya insipirasi dengan gaya hidup yang lebih baik.

Joinkopi siomayselebriti

Join Café, kedai kopi yang tak pernah sepi pengunjung ini selalu menjadi tempat “nongkrong” anak muda, seniman, juga kalangan karyawan yang sekedar mampir untuk menikmati kopi dan suasana malam.

Letaknya yang berada di dalam GOR Bulungan membuat Join Cafe memiiki daya tarik tersendiri. Karena banyaknya muda/i yang datang untuk berolahraga di sana. Join Cafe yang buka 24 jam memilki sekitar 5-6 orang pekerja muda yang berbakat dengan cara membuat kopinya.

Meskipun FamilyMart dan Yoshinoya merupakan saingan berat untuk Join Cafe, namun tetap saja tempat ini tidak pernah sepi. Ada saja pelanggan yang datang untuk menghabiskan waktu di sana.

Menu Join Cafe pun beragam, mulai dari aneka macam kopi, green tea, aneka teh sampai kudapan ringan teman kopi seperti roti, ada  siomayselebriti  pun ada di sana lho. Dan terkadang sesekali ada saja pedagang nasi goreng atau sate yang lewat untuk menawarkan jualannya.

“Tempatnya asik. Minuman favorit saya Vanilla Latte. Saya tahu Join Cafe dari temen yang suka nongkrong di sini. Meskipun tempatnya di dalam GOR, namun tetap mengundang untuk datang lagi karena lingkungan dan rasa dari kopinya yang menarik,” ujar Rifliani, pelanggan Join Cafe.

Selain itu Join Cafe juga punya kopi khas dengan nama Join Coffee. Kopi dengan biji kopi Arabica ini selalu mengundang wangi yang khas. Warna hitam pekat dan rasanya yang pahit merupakan “doyan”an para seniman yang sering datang untuk mendapatkan inspirasi di sana.

Join Cafe memiliki nuansa klasik dengan kursi dan meja yang menyerupai batang kayu. Beberapa lukisan pun ikut menambah nuansa klasik dari konsep Join Cafe ini.

Tertarik untuk mencoba? Datang saja ke GOR Bulungan. Rasakan dan nikmati aroma kopi dan suasana malam yang klasik ditengah keramaian kota Jakarta.

Mari berhemat bahan bakar minyak dan beralih ke Penggunaan ke nyamplung oil sumber daya alam terbarukan.

BBPBPTH (Yogyakarta, 29/10/2014)_Potensi nyamplung (Calophyllum inophyllum L.)  sebagai sumber energi alternatif sangat besar, nyamplung mempunyai produktifitas lebih tinggi dari pada jarak dan kelapa sawit. Tanaman nyamplung dapat menghasilkan biji mencapai 20 ton/ha/tahun, sedangkan jarak hanya 5 ton/ha/tahun dan sawit menghasilkan 6 ton/ha/tahun (Bustoni dkk., 2008).

Biji nyamplung yang mempunyai rendemen minyak paling tinggi dari 7 pulau di Indoensia adalah nyamplung asal Dompu, Nusa Tenggara Barat. Kandungan crude calophyllum oil (CCO) biji nyamplung asal Dompu dapat mencapai 58%, sedangkan dari gunungkidul yang mempunyai rendemen CCO teritinggi di Jawa sebesar 50%. Pada penelitian nyamplung yang dilaksanakan Dr. Budi leksono menggunakan biji nyamplung dari berbagai daerah di Indonesia (Leksono et al., 2014).

 “Tanaman ini cukup potensial karena bukan tanaman pangan, dan lahan untuk pertumbuhannya tidak berkompetisi dengan lahan untuk tanaman pangan, berbeda dengan sawit yang berkompetisi dengan pangan,” kata Dr. Budi Leksono peneliti di Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan (BBPBPTH), Senin (16/06).

Lebih lanjut Budi mengatakan bahwa penelitian nyamplung ini dilatar belakangi oleh krisis energi dunia yang ditandai dengan melonjaknya harga minyak bumi. Untuk mendorong pengembangan biofuel ini Pemerintah telah mengeluarkan Kebijakan Energi Nasional sesuai PP No.5/2006 dengan menetapkan target produksi biofuel pada tahun 2025 sebesar 5% dari total kebutuhan energi minyak nasional dan penugasan kepada Departemen Kehutanan untuk berperan dalam penyediaan bahan baku biofuel termasuk pemberian ijin pemanfaatan lahan hutan terutama pada lahan yang tidak produktif

BBPBPTH (Yogyakarta, 29/10/2014)_Potensi nyamplung (Calophyllum inophyllum L.)  sebagai sumber energi alternatif sangat besar, nyamplung mempunyai produktifitas lebih tinggi dari pada jarak dan kelapa sawit. Tanaman nyamplung dapat menghasilkan biji mencapai 20 ton/ha/tahun, sedangkan jarak hanya 5 ton/ha/tahun dan sawit menghasilkan 6 ton/ha/tahun (Bustoni dkk., 2008).

Biji nyamplung yang mempunyai rendemen minyak paling tinggi dari 7 pulau di Indoensia adalah nyamplung asal Dompu, Nusa Tenggara Barat. Kandungan crude calophyllum oil (CCO) biji nyamplung asal Dompu dapat mencapai 58%, sedangkan dari gunungkidul yang mempunyai rendemen CCO teritinggi di Jawa sebesar 50%. Pada penelitian nyamplung yang dilaksanakan Dr. Budi leksono menggunakan biji nyamplung dari berbagai daerah di Indonesia (Leksono et al., 2014).

 “Tanaman ini cukup potensial karena bukan tanaman pangan, dan lahan untuk pertumbuhannya tidak berkompetisi dengan lahan untuk tanaman pangan, berbeda dengan sawit yang berkompetisi dengan pangan,” kata Dr. Budi Leksono peneliti di Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan (BBPBPTH), Senin (16/06).

Lebih lanjut Budi mengatakan bahwa penelitian nyamplung ini dilatar belakangi oleh krisis energi dunia yang ditandai dengan melonjaknya harga minyak bumi. Untuk mendorong pengembangan biofuel ini Pemerintah telah mengeluarkan Kebijakan Energi Nasional sesuai PP No.5/2006 dengan menetapkan target produksi biofuel pada tahun 2025 sebesar 5% dari total kebutuhan energi minyak nasional dan penugasan kepada Departemen Kehutanan untuk berperan dalam penyediaan bahan baku biofuel termasuk pemberian ijin pemanfaatan lahan hutan

BBPBPTH (Yogyakarta, 29/10/2014)_Potensi nyamplung (Calophyllum inophyllum L.)  sebagai sumber energi alternatif sangat besar, nyamplung mempunyai produktifitas lebih tinggi dari pada jarak dan kelapa sawit. Tanaman nyamplung dapat menghasilkan biji mencapai 20 ton/ha/tahun, sedangkan jarak hanya 5 ton/ha/tahun dan sawit menghasilkan 6 ton/ha/tahun (Bustoni dkk., 2008).
Biji nyamplung yang mempunyai rendemen minyak paling tinggi dari 7 pulau di Indoensia adalah nyamplung asal Dompu, Nusa Tenggara Barat. Kandungan crude calophyllum oil (CCO) biji nyamplung asal Dompu dapat mencapai 58%, sedangkan dari gunungkidul yang mempunyai rendemen CCO teritinggi di Jawa sebesar 50%. Pada penelitian nyamplung yang dilaksanakan Dr. Budi leksono menggunakan biji nyamplung dari berbagai daerah di Indonesia (Leksono et al., 2014).
 “Tanaman ini cukup potensial karena bukan tanaman pangan, dan lahan untuk pertumbuhannya tidak berkompetisi dengan lahan untuk tanaman pangan, berbeda dengan sawit yang berkompetisi dengan pangan,” kata Dr. Budi Leksono peneliti di Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan (BBPBPTH), Senin (16/06).
Lebih lanjut Budi mengatakan bahwa penelitian nyamplung ini dilatar belakangi oleh krisis energi dunia yang ditandai dengan melonjaknya harga minyak bumi. Untuk mendorong pengembangan biofuel ini Pemerintah telah mengeluarkan Kebijakan Energi Nasional sesuai PP No.5/2006 dengan menetapkan target produksi biofuel pada tahun 2025 sebesar 5% dari total kebutuhan energi minyak nasional dan penugasan kepada Departemen Kehutanan untuk berperan dalam penyediaan bahan baku biofuel termasuk pemberian ijin pemanfaatan lahan hutan terutama pada lahan yang tidak produktif.
Namun dengan semakin berkurangnya cadangan minyak bumi dan untuk menghemat devisa negara, maka telah dikeluarkan Peraturan Menteri ESDM No. 25/2013 untuk peningkatan campuran biodisel sebesar 10% mulai tahun 2013 (Tropis, 2014).
“Secara umum penelitian ini adalah untuk menyediakan sumber benih unggul untuk mengembangkan hutan tanaman nyamplung dengan produksi buah dan kualitas biji yang tinggi, serta masa panen buah yang lebih awal,” papar Budi.
Sebaran alami dari nyamplung banyak dijumpai di tepi pantai dan tanaman nyamplung yang telah ditanam sejak 50 tahun yang lalu difungsikan sebagai wind breakeratau pemecah angin agar tanaman palawija dapat tumbuh di tepi pantai selatan.Namun karena jarak tanam yang rapat maka produktivitasnya tidak optimal.
Selain untuk bahan baku biofuel nyamplung juga mempunyai beberapa produk ikutan. Beberapa produk yang dihasilkan oleh nyamplung adalah sebagai bahan baku obat, bahan anti rayap, bahan pengawet ikan atau kayu, briket/arang, sabun, dll
- See more at: http://www.forda-mof.org/index.php/berita/post/1889#sthash.v7WhjBES.Q3XToFyH.dpuf

BBPBPTH (Yogyakarta, 29/10/2014)_Potensi nyamplung (Calophyllum inophyllum L.)  sebagai sumber energi alternatif sangat besar, nyamplung mempunyai produktifitas lebih tinggi dari pada jarak dan kelapa sawit. Tanaman nyamplung dapat menghasilkan biji mencapai 20 ton/ha/tahun, sedangkan jarak hanya 5 ton/ha/tahun dan sawit menghasilkan 6 ton/ha/tahun (Bustoni dkk., 2008).
Biji nyamplung yang mempunyai rendemen minyak paling tinggi dari 7 pulau di Indoensia adalah nyamplung asal Dompu, Nusa Tenggara Barat. Kandungan crude calophyllum oil (CCO) biji nyamplung asal Dompu dapat mencapai 58%, sedangkan dari gunungkidul yang mempunyai rendemen CCO teritinggi di Jawa sebesar 50%. Pada penelitian nyamplung yang dilaksanakan Dr. Budi leksono menggunakan biji nyamplung dari berbagai daerah di Indonesia (Leksono et al., 2014).
 “Tanaman ini cukup potensial karena bukan tanaman pangan, dan lahan untuk pertumbuhannya tidak berkompetisi dengan lahan untuk tanaman pangan, berbeda dengan sawit yang berkompetisi dengan pangan,” kata Dr. Budi Leksono peneliti di Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan (BBPBPTH), Senin (16/06).
Lebih lanjut Budi mengatakan bahwa penelitian nyamplung ini dilatar belakangi oleh krisis energi dunia yang ditandai dengan melonjaknya harga minyak bumi. Untuk mendorong pengembangan biofuel ini Pemerintah telah mengeluarkan Kebijakan Energi Nasional sesuai PP No.5/2006 dengan menetapkan target produksi biofuel pada tahun 2025 sebesar 5% dari total kebutuhan energi minyak nasional dan penugasan kepada Departemen Kehutanan untuk berperan dalam penyediaan bahan baku biofuel termasuk pemberian ijin pemanfaatan lahan hutan terutama pada lahan yang tidak produktif.
Namun dengan semakin berkurangnya cadangan minyak bumi dan untuk menghemat devisa negara, maka telah dikeluarkan Peraturan Menteri ESDM No. 25/2013 untuk peningkatan campuran biodisel sebesar 10% mulai tahun 2013 (Tropis, 2014).
“Secara umum penelitian ini adalah untuk menyediakan sumber benih unggul untuk mengembangkan hutan tanaman nyamplung dengan produksi buah dan kualitas biji yang tinggi, serta masa panen buah yang lebih awal,” papar Budi.
Sebaran alami dari nyamplung banyak dijumpai di tepi pantai dan tanaman nyamplung yang telah ditanam sejak 50 tahun yang lalu difungsikan sebagai wind breakeratau pemecah angin agar tanaman palawija dapat tumbuh di tepi pantai selatan.Namun karena jarak tanam yang rapat maka produktivitasnya tidak optimal.
Selain untuk bahan baku biofuel nyamplung juga mempunyai beberapa produk ikutan. Beberapa produk yang dihasilkan oleh nyamplung adalah sebagai bahan baku obat, bahan anti rayap, bahan pengawet ikan atau kayu, briket/arang, sabun, dll
- See more at: http://www.forda-mof.org/index.php/berita/post/1889#sthash.v7WhjBES.Q3XToFyH.dpuf

BBPBPTH (Yogyakarta, 29/10/2014)_Potensi nyamplung (Calophyllum inophyllum L.)  sebagai sumber energi alternatif sangat besar, nyamplung mempunyai produktifitas lebih tinggi dari pada jarak dan kelapa sawit. Tanaman nyamplung dapat menghasilkan biji mencapai 20 ton/ha/tahun, sedangkan jarak hanya 5 ton/ha/tahun dan sawit menghasilkan 6 ton/ha/tahun (Bustoni dkk., 2008).
Biji nyamplung yang mempunyai rendemen minyak paling tinggi dari 7 pulau di Indoensia adalah nyamplung asal Dompu, Nusa Tenggara Barat. Kandungan crude calophyllum oil (CCO) biji nyamplung asal Dompu dapat mencapai 58%, sedangkan dari gunungkidul yang mempunyai rendemen CCO teritinggi di Jawa sebesar 50%. Pada penelitian nyamplung yang dilaksanakan Dr. Budi leksono menggunakan biji nyamplung dari berbagai daerah di Indonesia (Leksono et al., 2014).
 “Tanaman ini cukup potensial karena bukan tanaman pangan, dan lahan untuk pertumbuhannya tidak berkompetisi dengan lahan untuk tanaman pangan, berbeda dengan sawit yang berkompetisi dengan pangan,” kata Dr. Budi Leksono peneliti di Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan (BBPBPTH), Senin (16/06).
Lebih lanjut Budi mengatakan bahwa penelitian nyamplung ini dilatar belakangi oleh krisis energi dunia yang ditandai dengan melonjaknya harga minyak bumi. Untuk mendorong pengembangan biofuel ini Pemerintah telah mengeluarkan Kebijakan Energi Nasional sesuai PP No.5/2006 dengan menetapkan target produksi biofuel pada tahun 2025 sebesar 5% dari total kebutuhan energi minyak nasional dan penugasan kepada Departemen Kehutanan untuk berperan dalam penyediaan bahan baku biofuel termasuk pemberian ijin pemanfaatan lahan hutan terutama pada lahan yang tidak produktif.
Namun dengan semakin berkurangnya cadangan minyak bumi dan untuk menghemat devisa negara, maka telah dikeluarkan Peraturan Menteri ESDM No. 25/2013 untuk peningkatan campuran biodisel sebesar 10% mulai tahun 2013 (Tropis, 2014).
“Secara umum penelitian ini adalah untuk menyediakan sumber benih unggul untuk mengembangkan hutan tanaman nyamplung dengan produksi buah dan kualitas biji yang tinggi, serta masa panen buah yang lebih awal,” papar Budi.
Sebaran alami dari nyamplung banyak dijumpai di tepi pantai dan tanaman nyamplung yang telah ditanam sejak 50 tahun yang lalu difungsikan sebagai wind breakeratau pemecah angin agar tanaman palawija dapat tumbuh di tepi pantai selatan.Namun karena jarak tanam yang rapat maka produktivitasnya tidak optimal.
Selain untuk bahan baku biofuel nyamplung juga mempunyai beberapa produk ikutan. Beberapa produk yang dihasilkan oleh nyamplung adalah sebagai bahan baku obat, bahan anti rayap, bahan pengawet ikan atau kayu, briket/arang, sabun, dll
- See more at: http://www.forda-mof.org/index.php/berita/post/1889#sthash.JCxodvL9.dpuf

BBPBPTH (Yogyakarta, 29/10/2014)_Potensi nyamplung (Calophyllum inophyllum L.)  sebagai sumber energi alternatif sangat besar, nyamplung mempunyai produktifitas lebih tinggi dari pada jarak dan kelapa sawit. Tanaman nyamplung dapat menghasilkan biji mencapai 20 ton/ha/tahun, sedangkan jarak hanya 5 ton/ha/tahun dan sawit menghasilkan 6 ton/ha/tahun (Bustoni dkk., 2008).
Biji nyamplung yang mempunyai rendemen minyak paling tinggi dari 7 pulau di Indoensia adalah nyamplung asal Dompu, Nusa Tenggara Barat. Kandungan crude calophyllum oil (CCO) biji nyamplung asal Dompu dapat mencapai 58%, sedangkan dari gunungkidul yang mempunyai rendemen CCO teritinggi di Jawa sebesar 50%. Pada penelitian nyamplung yang dilaksanakan Dr. Budi leksono menggunakan biji nyamplung dari berbagai daerah di Indonesia (Leksono et al., 2014).
 “Tanaman ini cukup potensial karena bukan tanaman pangan, dan lahan untuk pertumbuhannya tidak berkompetisi dengan lahan untuk tanaman pangan, berbeda dengan sawit yang berkompetisi dengan pangan,” kata Dr. Budi Leksono peneliti di Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan (BBPBPTH), Senin (16/06).
Lebih lanjut Budi mengatakan bahwa penelitian nyamplung ini dilatar belakangi oleh krisis energi dunia yang ditandai dengan melonjaknya harga minyak bumi. Untuk mendorong pengembangan biofuel ini Pemerintah telah mengeluarkan Kebijakan Energi Nasional sesuai PP No.5/2006 dengan menetapkan target produksi biofuel pada tahun 2025 sebesar 5% dari total kebutuhan energi minyak nasional dan penugasan kepada Departemen Kehutanan untuk berperan dalam penyediaan bahan baku biofuel termasuk pemberian ijin pemanfaatan lahan hutan terutama pada lahan yang tidak produktif.
Namun dengan semakin berkurangnya cadangan minyak bumi dan untuk menghemat devisa negara, maka telah dikeluarkan Peraturan Menteri ESDM No. 25/2013 untuk peningkatan campuran biodisel sebesar 10% mulai tahun 2013 (Tropis, 2014).
“Secara umum penelitian ini adalah untuk menyediakan sumber benih unggul untuk mengembangkan hutan tanaman nyamplung dengan produksi buah dan kualitas biji yang tinggi, serta masa panen buah yang lebih awal,” papar Budi.
Sebaran alami dari nyamplung banyak dijumpai di tepi pantai dan tanaman nyamplung yang telah ditanam sejak 50 tahun yang lalu difungsikan sebagai wind breakeratau pemecah angin agar tanaman palawija dapat tumbuh di tepi pantai selatan.Namun karena jarak tanam yang rapat maka produktivitasnya tidak optimal.
Selain untuk bahan baku biofuel nyamplung juga mempunyai beberapa produk ikutan. Beberapa produk yang dihasilkan oleh nyamplung adalah sebagai bahan baku obat, bahan anti rayap, bahan pengawet ikan atau kayu, briket/arang, sabun, dll
- See more at: http://www.forda-mof.org/index.php/berita/post/1889#sthash.JCxodvL9.dpuf

Entrepreneurship

Kau dengar? Victoria Beckham, mantan Spice Girl, istri bintang sepak bola terkenal dan pemilik bisnis fashion yang sukses dinobatkan Pengusaha Inggris of the Year oleh Manajemen Hari ini, sebuah majalah Inggris dihormati.

Dalam apa yang tampaknya seperti lebih dari pembelaan pilihan mereka daripada pujian untuk pemenang, editor majalah, menulis: "Dia adalah apa dia. Dan apa Mrs Beckham telah menciptakan sebuah perusahaan yang baik yang nyata dan sangat sukses. Philip Beresford, yang mengkompilasi MT Top 100, adalah penulis dari Daftar Kaya, dan Anda tidak menarik wol berpayet di atas matanya. Nomor nya mengesankan. Aku, untuk satu, bukan hangat untuk masuk bahwa 'pertama kali sekitar aku merasa terkenal, tapi sekarang aku merasa berhasil. "" Ya, aku yakin dia merasakan sesuatu yang hangat.

Seperti yang dapat Anda bayangkan, pilihan telah menjadi kontroversi. Beberapa saya tahu pikir itu tidak lebih dari sebuah aksi PR sementara yang lain sepenuhnya mendukung. Di kamp terakhir, sebuah Forbes contributorgushed: "Karena ia membuka butik fashion di Mayfair London lima tahun lalu, omset telah berkembang dari 1m ke 30m. Setelah memulai dengan hanya tiga anggota staf, dia sekarang mempekerjakan pertumbuhan 100. Penjualan 2.900% dan pertumbuhan lapangan kerja lebih dari 3.200% hampir tidak untuk mengendus di-juga bukan jenis kinerja yang dapat dihasilkan oleh kilauan selebriti saja. Sebaliknya, keras kepala orang dalam industri fashion-hampir tidak mungkin terpengaruh oleh Beckham musik pop tahun atau identitas suaminya-konsisten memuji kualitas koleksi nya. Selain itu, dia telah parlayed bakat untuk desain menjadi sukses bisnis, menampilkan ketajaman yang cukup. Juga harus kita mengabaikan Beckham etos kerja-apa pun yang Anda pikirkan tentang musik Spice Girls ', band ini terkenal untuk meletakkan di jam dan Posh Spice, seperti Beckham terkenal dijuluki, tampaknya tak pernah kehilangan kebiasaan.